Menteri Keuangan, Sri Mulyani memaparkan materi tentang “Kebijakan Keuangan Negara dalam Mendukung Perdagangan untuk Pemulihan Ekonomi Nasional” pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2021 yang dilaksanakan secara virtual di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4 Mar).
Menkeu menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen (c-to-c) dibandingkan tahun 2019. Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 15,04 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, hampir semua komponen terkontraksi. Komponen ekspor barang dan jasa menjadi komponen dengan kontraksi terdalam sebesar 7,70 persen. Sementara, impor barang dan jasa yang merupakan faktor pengurang terkontraksi sebesar 14,71 persen.
Sri Mulyani juga menjelaskan mengenai kegiatan ekspor dan impor yang telah menunjukkan peningkatan secara bertahap. Pertumbuhan ekspor pada kuartal ke-4 tahun 2020 terus membaik, sementara impor pada kuartal ke-4 tahun 2020 juga menunjukkan titik balik dengan akselerasi yang tinggi.
Pemulihan ekonomi global dan mitra dagang utama serta harga komoditas yang stabil diperkirakan menjadi katalis dalam perbaikan ekspor dan impor tahun 2021.
Acara ini turut dihadiri seluruh jajaran Kementerian Perdagangan dan para perwakilan perdagangan di luar negeri.