Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengadakan konferensi pers terkait sengketa nikel Indonesia-Uni Eropa di WTO secara virtual, Jumat (15 Jan).
Mendag menyampaikan bahwa Indonesia mendapatkan notifikasi dari Uni Eropa terkait proses sengketa di WTO. Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi hukum dengan berat hati akan melayani tuntutan tersebut. Indonesia dengan Uni Eropa saat ini mempunyai 2 permasalahan, yaitu DS 592 (nikel) dan DS 593 terkait tuntutan Indonesia tentang perlakuan Eropa untuk renewable energy directive 2. Indonesia berkomitmen menjunjung tinggi proses dari sengketa tersebut.
Mendag menyatakan, Uni Eropa menganggap bahwa undang-undang di Indonesia tentang minerba menyulitkan Uni Eropa untuk bisa menjadi kompetitif dalam industri besi baja terutama stainless steel, karena nikel ini dipakai sebagai bahan baku stainless steel.
Selain menjunjung tinggi proses dari sengketa tersebut, Indonesia juga mengundang Uni Eropa untuk berbicara tentang produktivitas. Indonesia tidak keberatan membantu Uni Eropa dalam negosiasi-negosiasi perjanjian perdagangan yang sedang berlangsung untuk membantu produktifitas dari produk-produk Eropa, seperti minyak nabati dan stainless steel, Indonesia siap membantu.
.
.