Search

Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik

  Dengarkan Berita Ini

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti saat membuka acara Chile-Indonesia Engagement Seminar di Jakarta, Senin (8/9/2025). (KOMPAS.com/ ELSA CATRIANA)

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menyebut implementasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Chile (IC-CEPA) mendorong nilai perdagangan kedua negara naik dari 304 juta dollar AS menjadi 446 juta dollar AS per tahun. 

IC-CEPA menjadi perjanjian perdagangan bebas bilateral pertama antara Indonesia dan negara Amerika Latin. 

Chile kini menjadi hub produk ekspor Indonesia di Amerika Latin sekaligus menstimulus pelaku usaha Indonesia membidik pasar nontradisional. 

“Implementasi IC-CEPA telah membawa manfaat nyata, sebagaimana tercermin dalam pertumbuhan rata-rata perdagangan bilateral tahunan dari sekitar 304 juta dollar AS sebelum perjanjian menjadi 446 juta dollar AS pada periode pasca-implementasi,” ujar Roro saat membuka Chile-Indonesia Engagement Seminar di Jakarta, Senin (8/9/2025).

Roro menambahkan, eksportir Indonesia juga merasakan manfaat perjanjian ini. Penerbitan sertifikat asal naik 48 persen pada 2024 dibanding tahun sebelumnya, untuk produk otomotif, alas kaki, kertas, minyak nabati, dan mesin.

Awal tahun ini, Indonesia meratifikasi Protokol Perdagangan dan Jasa di bawah IC-CEPA. Protokol ini memperluas kerja sama di luar barang dan jasa sebagai pilar penting kerja sama ekonomi. 

“Protokol ini membuka peluang dan sektor yang lebih luas seperti arsitektur, teknik, konstruksi, telekomunikasi, distribusi, pariwisata, konektivitas, dan pertumbuhan berkelanjutan,” kata Roro. 

Roro menegaskan pemerintah berencana meningkatkan kinerja perdagangan di sektor mineral dan energi. 

“Presiden Prabowo sangat gigih, program kami diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, layanan kesehatan, dan sebagainya. Program kami juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai sektor sekaligus menciptakan masa depan berkelanjutan. Lingkungan juga memainkan peran penting dalam pembangunan kita,” ujarnya.

General Director ProChile Ignacio Fernández menyebut saat ini Chile gencar memperkuat perdagangan dengan negara ASEAN, terutama Indonesia. 

Upaya ini sejalan dengan diversifikasi pasar ekspor Chile, mulai dari produk pangan sehat, wine berkualitas tinggi, hingga sektor jasa, teknologi, dan seni. 

“Negara ASEAN menerima kurang dari 2 persen dari total ekspor kami. Untuk Indonesia, nilai ekspor mencapai sekitar 1,8 miliar dollar AS pada 2024. Kami yakin hubungan ini memiliki potensi besar untuk berkembang,” pungkasnya.

Indonesia dan Chile meluncurkan negosiasi perjanjian investasi di bawah IC-CEPA pada 13 Juni 2024. Indonesia memiliki lebih dari 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di sektor strategis seperti energi terbarukan, mineral kritis, dan teknologi pemrosesan logam. KEK menawarkan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal. 

Salah satu contoh kerja sama investasi adalah pembangunan pabrik bola baja oleh PT Elecmetal Longteng Indonesia, perusahaan patungan Chile-Tiongkok, di Kawasan Industri Terpadu Batang dengan nilai investasi Rp 600 miliar.

Penulis: Elsa Catriana

** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (kompas.com)

  • Share