Pekerja menuangkan kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tahu di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/12/2022). Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjanjikan harga kedelai akan turun mulai akhir Desember atau paling lambat Januari 2023, sementara saat ini harga kedelai masih mahal dengan harga rata-rata nasional kedelai biji kering (impor) Rp14.740 per kilogram. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/tom).
Rasakan Kesulitan Rakyat: Mendag Zulhas Perjuangkan Harga Kedelai Bisa Murah
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan sangat memahami kondisi rakyat. Ia tak ingin harga kebutuhan pokok melambung tinggi, salah satunya kedelai. Sebab itu, dirinya akan memperjuangkan agar harga kedelai murah, sehingga terjangkau bagi masyarakat.
Saat ini, harga kedelai berada di angka Rp 14 ribu per kilogram (kg). Pria yang akrab disapa Zulhas itu berkomitmen agar harganya bisa mencapai Rp 12 ribu per kg, bahkan Rp 11 ribu per kg.
Bagaimana caranya? Zulhas yakin hal itu dapat terwujud melalui mekanisme penggantian selisih harga pembelian di tingkat perajin tahun dan tempe.
Salah satu opsinya, dengan menyederhanakan mekanisme pemberian bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sebesar Rp 1.000 per kg. Sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh perajin tahu dan tempe.
“Saya perjuangkan agar penggantian selisih harga pembelian itu lebih mudah diakses secara merata kepada perajin tahu dan tempe di seluruh Indonesia. Jadi Pemerintah akan mengganti selisih harganya. Saya sampaikan, penggantiannya itu pada harga,” tegasnya kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Diakui Zulhas, pemberian bantuan kedelai selama ini belum terserap dengan baik. Catatanya, ada tiga faktor. Pertama, belum tersedianya data sasaran penerima yang memadai. Kedua, Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Kopti) belum ada di seluruh Indonesia. Ketiga, belum semua perajin tahu dan tempe tergabung sebagai anggota Kopti.
Padahal, kedelai sebagai salah satu komoditas penting, karena banyak dibutuhkan rakyat. Ketua Umum PAN ini berharap, mekanisme yang dibuat bisa mengurangi biaya kebutuhan hidup masyarakat.
“Pengusaha tahu tempe dapat penggantian Rp 1.000. Kalau 1 ton saja sudah Rp 1 juta. Dan dia bikin ini, bikin itu, akhirnya bisa menghabiskan dana hingga Rp 1 juta lebih. Belum nanti melalui koperasi, lama-lama berapa yang diterima?” tuturnya, ikut merasakan.
Dengan perjuangan ini, Zulhas meminta para perajin tahu dan tempe tak lagi khawatir. Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen kepada para perajin tahu tempe dan produk olahan kedelai segera mendapatkan bahan baku dengan harga terjangkau, khususnya jelang Ramadan.
Sejauh ini, Pemerintah sudah mengimpor kedelai melalui entitas swasta, tidak melalui Perum Bulog. Saat mengunjungi pabrik PT Bungasari Flour Mills Indonesia, Minggu (15/1) Zulhas sekaligus meninjau proses pembongkaran kedelai oleh FKS Group di Cilegon, Banten, sebanyak 56 ribu ton dengan harga Rp 12 ribu per kg.
Kedelai itu dapat digunakan untuk mendukung program Pemerintah dalam pemberian penggantian selisih harga pembelian kedelai menjadi Rp 11 ribu per kg. Mengingat, pada 2022, Kemendag telah melaksanakan program pemberian bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sesuai hasil rapat koordinasi terbatas tingkat menteri bidang perekonomian.
Bantuan penggantian selisih harga itu diberikan kepada perajin tahu dan tempe anggota koperasi yang bergerak di bidang industri tahu dan tempe di bawah naungan Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo). Hanya saja, Mendag memandang, aturan bantuan penggantian selisih harga tanpa persyaratan itu tengah digodok dan masih dalam tahap proses.
Secara terpisah, Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan mengatakan, program penggantian selisih harga pembelian sebelumnya merupakan upaya Pemerintah dalam menjaga stabilisasi harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe, serta menjaga keberlangsungan usaha mereka.
“Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan memberikan bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sebesar Rp 1.000 per kilogram kepada perajin melalui Kopti (Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia),” ungkap Kasan.
Ia menjelaskan, Kopti membeli kedelai dari Perum Bulog dengan harga pembelian di tingkat importir dikurangi Rp 1.000 per kg. Selisih Rp 1.000 per kg itu dibebankan kepada Pemerintah melalui APBN.
“Jika harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp 13 ribu per kilogram, maka Kopti dapat membeli kedelai sebesar Rp 12 ribu per kilogram ke Perum Bulog. Perum Bulog bekerja sama dengan importir untuk penyediaan kedelai bagi perajin,” pungkasnya.
Penulis: NUR ROCHMANNUDIN
** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini.