Program UMKM Bisa Ekspor pelaksanaannya dilakukan bersama berbagai institusi, termasuk salah satunya dari Astra.
Menteri Perdagangan Budi Santoso saat ekspose hasil pengawasan barang beredar dan jasa pada Januari-Maret 2025. (Foto: Kementerian Perdagangan)
Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat capaian signifikan dalam pengembangan ekspor pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui program UMKM BISA Ekspor.
Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso mengatakan program UMKM Bisa Ekspor pelaksanaannya dilakukan bersama berbagai institusi, termasuk salah satunya dari Astra.
Astra memiliki sejumlah UMKM binaan yang kemudian integrasikan ke dalam program ini agar jangkauan dan jaringan pengembangan ekspor UMKM bisa semakin luas dan efektif.
Program ini telah mencatat transaksi ekspor sebesar USD 57,6 juta. Sebagian besar berasal dari UMKM yang baru pertama kali melakukan ekspor. Banyak dari UMKM binaan Astra ini juga merupakan pelaku ekspor pemula.
“Sampai dengan bulan April ini kita sudah ada transaksi sebesar USD 57,61 juta dan sebagian itu belum pernah ekspor,” kata Budi pada sambutannya dalam acara Kick Off Astra Export Champion: UMKM "BISA" Ekspor, Senin (19/5/2025).
Transaksi tersebut merupakan hasil dari 246 kegiatan business matching yang dilakukan oleh Kemendag, yang terdiri dari 165 sesi pitching dan 81 pertemuan langsung dengan buyer internasional.
Menariknya, seluruh proses dilaksanakan secara daring melalui jaringan 33 perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri, termasuk Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC).
“Bayangin tuh ya, dengan nilai sebesar itu hanya online. Belum pernah ketemu. Belum pernah ketemu, dia mau membeli barang kita. Itu karena memang keterlibatan pemerintah ada di situ. Jadi kita itu jaminan bagi si buyer eksporternya itu benar,” jelas Budi.
Keberhasilan Ekspor UMKM
Momen Menteri Perdagangan Budi Santoso memimpin Aksi Konsumen Cerdas Indonesia di Anjungan Sarinah, Jakarta, Minggu, (20/4/2025)
Ia menegaskan pendekatan terstruktur, mulai dari pengenalan UMKM ke buyer, kurasi oleh mitra seperti Astra dan dinas setempat, hingga pendampingan saat pertemuan virtual, menjadi kunci keberhasilan program ini.
Lebih lanjut, Budi menekankan keberhasilan ekspor UMKM tidak cukup hanya dari sisi produk, tetapi juga kesiapan pelaku usaha untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri secara konsisten.
“Jangan sampai nanti misalnya ada ekspor yang seharusnya dua kontainer tapi hanya bisa ngirim satu dan sebagainya. Itu jangan sampai terjadi,” tegasnya.
Negara Tujuan Ekspor UMKM
Budi menjelaskan produk UMKM Indonesia sebagian besar telah berhasil menembus pasar Asia Tenggara, termasuk negara-negara seperti Hong Kong, Malaysia, dan Taiwan. Di luar kawasan Asia, produk tersebut juga telah memasuki pasar seperti Arab Saudi.
Hal ini terjadi karena mayoritas produk UMKM berupa makanan dan minuman, yang sangat diminati di negara-negara dengan populasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang besar.
Penulis: Gagas Yoga Pratomo
** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (www.liputan6.com)