Pelepasan ekspor produk unggulan Bali di Badung, Bali, Rabu (17/12/2025).(Dok. Kemendag)
KOMPAS.com - Sejumlah produk unggulan Bali terus menunjukkan daya saingnya di pasar global, mulai dari hasil laut, dekorasi rumah, hingga kopi khas Bali.
Konsistensi pelaku usaha daerah dalam menjaga kualitas dan memenuhi standar internasional membuat berbagai komoditas ekspor Bali itu semakin diminati konsumen mancanegara.
Hal itu tercermin dari ekspor yang dilakukan lima perusahaan asal Bali ke tiga negara dengan nilai mencapai 500.000 dollar Amerika Serikat (AS).
Pelepasan ekspor dilaksanakan di Badung, Bali, Rabu (17/12/2025). Kegiatan ini sekaligus menunjukkan geliat ekspor daerah di penghujung tahun.
Dari hasil laut Bali yang melimpah, PT Damena Sumber Rejeki dan PT Bandar Nelayan mengekspor produk perikanan. Sementara itu, CV Gangga Sukta dan PT Matahari Cahaya Dewata mengekspor produk dekorasi rumah dan kebutuhan rumah tangga.
Adapun CV Indra Karya Semesta mengekspor kopi dengan karakter rasa dan aroma khas Bali yang telah dikenal pasar internasional.
Kesan pesan eksportir
Sorot mata penuh kebahagiaan dan optimisme tampak dari para eksportir Bali mengiringi momen pelepasan produk unggulan daerah menuju AS, Uni Emirat Arab (UEA), dan Polandia.
Salah satunya ditunjukkan Direktur PT Damena Sumber Rejeki Nyoman Suma Artha. Menurutnya, pelepasan ekspor di penghujung 2025 menjadi momen perayaan sekaligus ungkapan rasa syukur karena perusahaannya dapat terus berkontribusi sebagai penghasil devisa bagi Indonesia.
Nyoman mengungkapkan, PT Damena Sumber Rejeki yang berdiri sejak 2004 telah difasilitasi oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) sejak awal berdiri, khususnya dalam pemenuhan persyaratan dan dokumen ekspor yang ditetapkan negara tujuan.
Pada pelepasan ekspor kali ini, PT Damena Sumber Rejeki mengekspor produk ikan segar dan ikan beku yang telah diproses dalam bentuk filet maupun utuh ke AS dengan nilai ekspor 172.000 dollar AS.
“Kami berharap, ekspor dapat dilakukan secara berkelanjutan dengan target tahunan sebesar 3 juta dollar AS. Ke depan, kami akan berusaha terus bertumbuh untuk memperkuat penjenamaan (branding) produk perikanan Indonesia yang berkelanjutan di pasar ekspor,” ujar Nyoman, seperti dikutip dari laman kemendag.go.id, Kamis (18/12/2025).
Ia menambahkan, setiap realisasi ekspor merupakan capaian yang patut disyukuri dan menjadi tolok ukur bagi perencanaan pertumbuhan selanjutnya.
Meski demikian, perjalanan PT Damena Sumber Rejeki menembus pasar ekspor bukan tanpa tantangan, terutama dalam menjaga konsistensi pemenuhan standar internasional.
Oleh karena itu, Nyoman berpesan kepada para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ingin menembus pasar ekspor agar terus meningkatkan kualitas produk, membangun rantai pasok yang kuat, serta aktif mengikuti perkembangan pasar.
Selain itu, pelaku usaha juga perlu terus berinovasi dalam mengembangkan produk agar selaras dengan kebutuhan pasar global, meningkatkan efisiensi usaha, serta membangun budaya kerja yang baik dan berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama, Pemilik CV Gangga Sukta Ni Wayan Putri dan Pemilik PT Matahari Cahaya Dewata Putu Gede Widnyana menilai, pelepasan ekspor serentak ini merupakan bentuk perhatian Kemendag kepada para eksportir.
Bagi keduanya, kegiatan tersebut turut meningkatkan semangat dalam mengembangkan potensi pasar sekaligus mendorong peningkatan pesanan dan penjualan.
Ni Wayan Putri mengatakan, CV Gangga Sukta telah memperoleh fasilitasi Kemendag pada 2021–2024 melalui program Local Business Export Coaching (LBEC) dan Designers Dispatch Service (DDS).
Melalui pelepasan ekspor kali ini, CV Gangga Sukta mengekspor produk dekorasi rumah dan kebutuhan rumah tangga ke AS dan Polandia dengan nilai 15.000 dollar AS.
Sementara itu, Putu Gede Widnyana menyampaikan bahwa PT Matahari Cahaya Dewata difasilitasi Sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali pada 2023.
Pada kegiatan ekspor di penghujung 2025 ini, PT Matahari Cahaya Dewata mengekspor produk dekorasi rumah dan kebutuhan rumah tangga ke AS senilai 15.500 dollar AS.
Keduanya menegaskan akan terus berupaya meningkatkan omzet perusahaan setiap tahun melalui pengembangan produk dan perluasan pasar baru di luar pasar tradisional.
“Kami optimistis dapat terus berkembang melalui berbagai program dan fasilitasi dari Kemendag dalam meningkatkan kualitas produk serta memperluas jangkauan pasar internasional,” ujar Ni Wayan dan Putu Gede.
Rangkaian Pelepasan Ekspor Serentak
Pelepasan ekspor di Badung merupakan bagian dari rangkaian Pelepasan Ekspor Serentak dari delapan titik yang dipimpin Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso (Busan) dengan tema Sinergi Nusantara: Dari 8 Penjuru Menembus Pasar Dunia.
Delapan titik tersebut meliputi Cikarang, Jawa Barat (Jabar); Mojokerto, Jawa Timur (Jatim); Batam, Kepulauan Riau; Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim); Semarang, Jawa Tengah (Jateng); Badung, Bali; Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY); dan Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pelepasan ekspor di Badung turut dihadiri Staf Ahli Mendag Bidang Manajemen, Tata Kelola, dan Hubungan Antar Lembaga Susy Herawaty.
“Kemendag berkomitmen memfasilitasi pelaku usaha di seluruh Indonesia agar terus mengembangkan kualitas produk dan memperluas pasar internasional," ucap Susy.
"Pelepasan ekspor di Badung, Bali, ini merupakan bukti nyata bahwa produk daerah mampu berdaya saing di pasar global, sekaligus mencerminkan kontribusi pelaku usaha Bali dalam menopang kinerja ekspor nasional,” tambahnya.
Penulis: Tsabita Naja
** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (kompas.com)