Jakarta - Kertas menjadi salah satu komoditas favorit yang bisa sangat 
laku di pasar Amerika Selatan. Untuk itu Indonesia akan memanfaatkan 
perjanjian dagang dengan Chili sebagai hub di Amerika Selatan dalam 
perdagangan komoditas kertas. Kertas dan turunannya menurut Direktur 
Perundingan Bilateral Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan 
Internasional Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini menjadi salah
 satu produk ekspor terbesar Indonesia ke Chili. "Kami sudah adakan 
kajian mengenai produk potensial yang bisa manfaatkan Chili sebagai hub,
 20 lah produk yang kita kaji. Salah satu potensi itu kertas dan produk 
kertas, mulai dari boxes and cases (kotak kardus) dan turunannya, itu 
yang paling tinggi ekspornya ke sana," kata Ayu di kantornya, Senin 
(5/8/2019).
Dari data Kemendag, targetnya produk kertas dari 
Indonesia berupa macam-macam kotak kardus akan diekspor senilai US$28,9 
juta. Potensi ekspor kembali kertas dari Chili ke Amerika Selatan 
sendiri sebesar US$28,9 juta. Ada juga bahan kertas perekat, yang 
targetnya diekspor sebesar US$ 17,9 juta. Dengan potensi ekspor dari 
Chili ke negara tetangganya sebesar US$ 23,3 juta. Uniknya lagi, dari 
industri manufaktur ada komponen radio yang dibutuhkan oleh orang di 
sekitar Amerika Selatan. Hal ini juga akan menjadi salah satu potensi 
ekspor Indonesia. "Manufakturnya itu ada radio broadcast receiver karena
 kebutuhan negara sekitar itu banyak," kata Ayu. Indonesia menargetkan 
dapat mengekspor komponen radio ke Chili senilai US$ 10,3 juta. 
Sedangkan, Chili berpotensi mengekspor komponen radio ke wilayah 
sekitarnya sebesar US$ 10,3 juta.
Made juga menjelaskan beberapa 
komoditas utama yang akan diekspor Indonesia ke Chili. Diantaranya 
adalah produk alas kaki, kendaraan dan suku cadangnya, komponen mesin, 
produk tekstil rajutan, hingga barang elektronik. "Paling besar alas 
kaki target kita bisa genjot ke US$ 95,3 juta di tahun ke 5 (2024), 
terakhir pada 2018 alas kaki kita kesana nilainya US$ 40 juta," jelas 
Made. Targetnya, di tahun ke lima perjanjian perdagangan dengan Chili 
yang akan dimulai 10 Agustus nanti, Indonesia dapat meningkatkan nilai 
ekspornya ke Chili dari yang hanya US$ 158,5 juta pada 2017 menjadi US$ 
262,1 juta pada 2024. (hns/hns)
** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini.