Search

Petani Curhat Harga Tembakau Anjlok, Zulhas Jawab Begini

  Dengarkan Berita Ini

Petani Curhat Harga Tembakau Anjlok, Zulhas Jawab Begini

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat beraudiensi dengan petani tembakau di Kabupaten Kudus, Rabu (2/8/2023). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Kudus - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan beraudiensi dengan petani tembakau di Kabupaten Kudus. Kepada Zulhas, para petani curhat soal terpuruknya harga tembakau dalam 10 tahun terakhir.

Audiensi itu digelar di salah satu pabrik rokok ternama di Kudus. Petani tembakau yang datang dari Temanggung dan Wonosobo.

Salah satu petani tembakau dari Temanggung, Soni Slamet (43) mengatakan petani tembakau mengalami kerugian besar dalam 10 tahun terakhir sehingga tidak mampu menyewa lahan untuk digarap.

"Dalam kurun waktu 10 tahun, bahkan tiga tahun itu tembakau kerugiannya sangat luar biasa, sehingga kita tidak mampu lagi menyewa lahan. Bahkan menggarap (lahan) kita sendiri sudah berat sekali," kata Soni saat beraudiensi dengan Mendag Zulhas, Rabu (2/8/2023).

Menurut Soni, biaya tanam tembakau kering tidak sebanding dengan harga jualnya. Dia berujar harga tembakau saat ini hanya berkisar Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu. Padahal harga tembakau bisa mencapai Rp 100 ribu.

"Harga tembakau selama ini kita alami harganya kisaran Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu. Harga cuma segitu, apalagi kita menyekolahkan anak, membeli beras buat makan susah sekali," ujar Soni.

"Biaya tanam menjadi tembakau kering sangat mahal, tidak sebanding dengan harga tembakau kering untuk semua operasional dari tanam sampai ke pengolahan," dia melanjutkan.

Mewakili petani tembakau asal Temanggung, Soni berharap Zulhas membantu mereka agar harga tembakau kering kembali layak. "Supaya kami petani tembakau di Temanggung dan Wonosobo bisa mendapatkan untung, tidak seperti 10 tahun yang kami alami," kata Soni.

Hal senada disampaikan petani tembakau asal Wonosobo, Supono (49). Supono mengatakan harga tembakau di daerahnya terpuruk sejak tahun 2012. "Dari 2012 sampai 2023 kami petani tembakau mengalami penurunan. Sejak itu kami sangat kesusahan dengan harga segitu, utang menumpuk, apalagi bayar sekolah," ujar Supono.

Menjawab keluhan petani tembakau, Zulkifli Hasan mengatakan ada dua hal perlu dilakukan para petani. Yaitu meningkatkan kualitas dan meningkatkan produksi tembakau.

"Ada dua yang bisa dilakukan, pertama harga akan bagus itu kan kualitas. Jadi petani harus bisa meningkatkan kualitas," kata Zulhas.

"Kedua, nanti produktivitas. Kita dengan Tiongkok kalah, produksinya jauh lebih kita, tapi kalau kualitas langsung dengan petani," dia melanjutkan.

Zulhas bercerita, sebelumnya dia pernah mengajak petani tembakau asal Madura untuk beraudiensi di Kudus. Hasilnya, petani tembakau asal Madura itu bisa menjalin kerja sama dengan PT Djarum Kudus. Zulhas pun berharap agar petani tembakau asal Wonosobo dan Temanggung bisa melakukan hal serupa.

"Dulu kami membawa teman-teman petani tembakau dari Madura. Kemarin pas setahun datang lagi sama para kiai, datang ke Jakarta, rupanya bilang terima kasih karena sekarang diperhatikan menjadi anak angkat PT Djarum," kata Zulhas.

Penulis: Dian Utoro Aji

** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (www.detik.com)

  • Share