Search

Mendag Zulhas: Neraca Perdagangan Januari 2024 Lanjutkan Surplus, Topang Ketahanan Perdagangan Internasional

  Dengarkan Berita Ini

Mendag Zulhas: Neraca Perdagangan Januari 2024 Lanjutkan Surplus, Topang Ketahanan Perdagangan Internasional

Mendag Zulhas saat menghadiri Pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Badan Otonom (BPP Hipmi Banom) Womenpreneur di Jakarta, Rabu (6/12/2023). (Dok. Kemendag)

AKURAT.CO Neraca perdagangan Indonesia periode Januari 2024 kembali mencatatkan surplus sebesar USD2,02 miliar. Surplus Januari ini, terdiri dari surplus nonmigas sebesar USD3,32 miliar dan defisit perdagangan migas USD1,30 miliar.

Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkapkan, Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang selama 45 bulan secara beruntun dan surplus ini menopang kinerja perdagangan Indonesia ke depan.

“Surplus perdagangan Januari 2024 memperpanjang catatan surplus beruntun yang terjadi sejak Mei 2020. Surplus Januari 2024 merupakan perkembangan positif dan dapat menopang kinerja perdagangan luar negeri Indonesia ke depan,” kata Mendag Zulhas dikutip Sabtu (17/2/2024).

Mendag Zulhas menjelaskan, surplus perdagangan Indonesia periode Januari 2024 disumbang beberapa negara mitra dagang. Pada periode ini, India menjadi penyumbang surplus terbesar dengan nilai sebesar USD1,28 miliar, diikuti Amerika Serikat USD0,96 miliar, dan Filipina USD0,63 miliar. 

Surplus perdagangan Indonesia dengan India didorong komoditas bahan bakar mineral; lemak dan minyak hewan/nabati; serta bijih, terak, dan abu logam. Sedangkan negara penyumbang defisit perdagangan terbesar pada Januari 2024 adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebesar USD1,12 miliar, Singapura sebesar USD0,64 miliar, dan Australia sebesar USD0,48 miliar.

Defisit dengan RRT didorong komoditas bahan bakar mineral; bijih logam, terak, dan abu; serta logam mulia dan perhiasan/permata.

Awal Tahun Ekspor Turun

Pada Januari 2024, ekspor Indonesia mencapai USD20,52 miliar, turun 8,34 persen dibanding Desember 2023 (mom) atau turun 8,06 persen dari periode yang sama tahun lalu (yoy). Penurunan ekspor di Januari 2024 terjadi sejalan dengan turunnya ekspor nonmigas sebesar 8,54 persen dan ekspor migas sebesar 5,50 persen (mom).

“Penurunan ekspor Januari ini merupakan pola tahunan yang terjadi pada awal tahun. Namun, nilai ekspor periode Januari 2024 lebih tinggi jika dibanding periode 2020, 2021, dan 2022,” urai Mendag Zulhas.

Penurunan ekspor nonmigas di Januari 2024 terjadi pada sektor pertambangan sebesar 23,93 persen dan industri pengolahan turun 4,13 persen (mom). Kontraksi ekspor tersebut dipengaruhi penurunan harga komoditas utama ekspor, seperti batu bara dan nikel; serta penurunan permintaan global akibat perlambatan ekonomi global.

Sedangkan, pertanian menjadi sektor yang mengalami peningkatan dengan kenaikan ekspor sebesar 5,31 persen (mom).

Beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami kontraksi terdalam, antara lain bijih, terak dan abu logam (HS 26) turun 41,26 persen; logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) 35,61 persen; bubur kayu (HS 47) 21,42 persen; ampas sisa industri makanan (HS 23) 21,20 persen; serta bahan bakar mineral (HS 27) 20,81 persen (mom).

Di tengah penurunan ekspor, terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan cukup signifikan. Produk tersebut di antaranya tembakau dan rokok (HS 24) dengan kenaikan 30,57 persen, aluminium dan barang daripadanya (HS 76) 24,76 persen, kakao dan olahannya (HS 18) 15,89 persen, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) 11,15 persen, serta lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) 10,36 persen (mom).

Pada Januari 2024, negara mitra dagang dengan penurunan ekspor nonmigas Indonesia terdalam, antara lain Swiss turun 53,74 persen, Kanada turun 48,05 persen, Bangladesh turun 39,13 persen, Rusia turun 24,68 persen, dan Turki turun 19,73 persen (mom).

Sedangkan negara tujuan ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan tertinggi pada Januari 2024, antara lain Italia yang melonjak 139,69 persen, Polandia 77,70 persen, Spanyol 70,24 persen, Pakistan 60,53 persen, dan Mesir 53,41 persen (mom).

Ditinjau dari kawasan, penurunan ekspor nonmigas terbesar terjadi ke Asia Tengah yang turun 68,44 persen, Eropa Utara 37,93 persen, Eropa Timur 18,89 persen, Asia Barat 17,30 persen, dan Amerika Tengah 16,38 persen (mom).

Di tengah pelemahan ekspor nonmigas, beberapa kawasan tujuan ekspor justru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Kawasan tersebut antara lain Eropa Selatan naik 90,77 persen, Afrika Timur 69,77 persen, Karibia 56,13 persen, Afrika Tengah 37,49 persen, dan Afrika Utara 27,68 persen (mom).

“Meskipun RRT, Amerika Serikat, dan India masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia sebesar USD8,35 miliar dengan kontribusi mencapai 43,64 persen terhadap ekspor nonmigas nasional, Namun, pasar ekspor nontradisional cukup potensial untuk dibidik oleh Indonesia untuk peningkatan ekspor,” imbuh Mendag Zulhas.

Impor Januari Turun

Nilai impor Indonesia pada Januari 2024 tercatat sebesar USD18,51 miliar, turun 3,13 persen dibanding Desember 2023 (mom), namun naik 0,36 persen dibanding Januari 2023 (yoy).

Penurunan impor Januari 2024 disebabkan penurunan impor migas sebesar 19,99 persen di tengah kenaikan impor nonmigas sebesar 0,48 persen (mom).

Berdasarkan golongan penggunaan barang, struktur impor masih didominasi bahan baku/penolong dengan kontribusi sebesar 72,81 persen, diikuti barang modal 17,62 persen, dan barang konsumsi 9,58 persen.

Penurunan impor terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang dengan nilai terbesar terjadi pada impor barang konsumsi yaitu sebesar 13,53 persen, diikuti bahan baku/penolong sebesar 2,25 persen, dan barang modal 0,31 persen (mom).

Barang konsumsi yang mengalami penurunan impor pada Januari 2024, di antaranya adalah bawang putih, daging sapi beku tanpa tulang, beras, mesin pendingin udara (AC), dan teropong.

Sementara, bahan baku/penolong yang mengalami penurunan, antara lain bahan bakar bensin, batu bara bitumen, minyak bumi mentah, serta gula tebu lainnya. Sedangkan barang modal yang mengalami penurunan signifikan adalah perangkat lunak sistem operasi, penerima portabel lainnya, kompresor lainnya, kapal bermotor untuk pengangkut barang, kapal untuk mengangkut orang maupun barang, serta unit pemrosesan lainnya untuk komputer pribadi.

Pada Januari 2024, produk utama impor nonmigas Indonesia yang mengalami penurunan terbesar antara lain bahan bakar mineral (HS 27) turun 35,24 persen; perangkat optik, fotografi, sinematografi dan medis (HS 90) 31,82 persen; buah-buahan (HS 08) 25,80 persen; gula dan kembang gula (HS 17) 19,70 persen, dan bijih, terak dan abu logam (HS 26) 19,22 persen (mom).

Di sisi lain, beberapa produk utama impor nonmigas Indonesia mengalami kenaikan. Produk tersebut yaitu biji dan buah mengandung minyak (HS 12) naik 35,86 persen, Filamen buatan (HS 54) 25,59 persen, sari bahan samak dan celup (HS 32) 22,94 persen; susu, mentega, dan telur (HS 04) 21,67 persen; serta plastik dan barang dari plastik (HS 39) 20,97 persen (mom).

Dari sisi mitra dagang, impor nonmigas Indonesia didominasi RRT, Jepang, dan Thailand dengan total pangsa 49,98 persen dari total impor nonmigas Januari 2024. Negara utama asal impor dengan penurunan terbesar adalah Persatuan Emirat Arab turun 37,97 persen, diikuti Ukraina 31,08 persen, Hong Kong 30,61 persen, Brasil 25,01 persen, dan Rusia 24,04 persen (mom).

Penulis: Herry Supriyatna



** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (www.akurat.co)

  • Share