Mendag: Ekspor Ditingkatkan Untuk Pertahankan Surplus Perdagangan
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso usai menghadiri jumpa pers UMKM BISA Ekspor ke China di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (17/3/2025). (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
" Kita lakukan upaya supaya ekspor kita terus meningkat..."
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan Indonesia akan terus meningkatkan ekspor untuk menjaga surplus perdagangan yang sudah 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Hal ini disampaikan Mendag Budi di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, menanggapi surplus neraca perdagangan Indonesia yang mencapai 3,12 miliar dolar AS pada Februari 2025. "Kita lakukan upaya supaya ekspor kita terus meningkat ya," ujar Budi.
Budi menyampaikan salah satu cara untuk meningkatkan ekspor adalah dengan melakukan pitching atau pengenalan produk dan business matching atau penjajakan bisnis dengan calon pembeli dari luar negeri.
Menurut Budi, dua kegiatan bisnis tersebut penting dilakukan agar ketika mengikuti pameran perdagangan di luar negeri, tidak perlu lagi mencari-cari calon pembeli.
Lebih lanjut, Indonesia memiliki perwakilan perdagangan di 33 negara. Setiap bulannya, Kementerian Perdagangan melakukan lebih dari 30 kali pertemuan bisnis, untuk mengenalkan produk-produk UMKM Indonesia kepada 33 negara tersebut.
"Jangan sampai datang ke sana baru ketemu buyer, jadi sebelum ke sana itu, udah kita carikan buyer. Sampai September nanti kita bisa business matching berkali-kali, jadi ketemu di sana, mudah-mudahan buyer-nya tinggal tanda tangan kontrak," kata Budi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia surplus 3,12 miliar dolar AS atau turun sebesar 0,38 miliar dolar AS secara bulanan.
"Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Amalia menjelaskan surplus pada Februari 2025 lebih ditopang pada surplus pada komoditas non migas yang sebesar 4,84 miliar dolar AS, yang terdiri dari lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas mencatat defisit 1,72 miliar dolar AS yang berasal dari hasil minyak maupun minyak mentah. Selanjutnya, tiga negara penyumbang surplus adalah Amerika Serikat sebesar 1,57 miliar dolar AS, India 1,27 miliar dolar AS, dan Filipina 0,75 miliar dolar AS.
Sementara itu, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara, tiga terbesarnya adalah Tiongkok sebesar 1,76 miliar dolar AS, Australia 0,43 miliar dolar AS, dan Brazil 0,17 miliar dolar AS.
Penulis: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (antaranews.com)