Search

Mendag Budi Bantah Ada Praktik Pengemasan Ulang Minyakita jadi Minyak Curah

  Dengarkan Berita Ini

Mendag Budi Bantah Ada Praktik Pengemasan Ulang Minyakita jadi Minyak Curah


Menteri Perdagangan Budi Santoso. (Foto: ANTARA)

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso membantah adanya praktik pengemasan ulang dari minyak goreng kemasan sederhana merek Minyakita menjadi minyak goreng curah.

Sekadar informasi, isu adanya praktik pengemasan ulang Minyakita menjadi minyak curah ini mencuat karena harga minyak goreng kemasan sederhana tersebut tidak kunjung turun. “Enggak, enggak ada (praktik pengemasan ulang),” katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis, 20 Februari.

Budi mengatakan Kementerian Perdagangan juga terus melakukan pemantauan dan penertiban terhadap pelanggaran-pelanggaran penjualan Minyakita. Saat ini, sambung Budi, harga Minyakita perlahan sudah mulai turun. Dia bilang pergarakan harga komoditas tersebut juga bisa dipantau melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP).

“Sudah, sudah, semua sudah tertip. Semua sudah kita tertibkan. Kan kita ada SP2KP ya, setiap hari dimonitor oleh dinas. Sehingga titik mana yang mahal itu kita tahu,” ucapnya.

Meski begitu, Budi mengaku harga Minyakita di wilayah timur Indonesia masih mahal. Namun, harga tersebut telah berangsur mengalami pernurunan. Harga Minyakita di wilayah timur Indonesia berada di angka Rp17.300 per liter.

Sementara pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) Minyakita sebesar Rp15.700 per litar. HET tersebut berlaku untuk seluruh wilayah di Indonesia. Budi mengaku telah meminya BUMN Pangan dalam hal ini Perum Bulog dan juga ID FOOD untuk mendistribusikan Minyakita ke wilyah timur Indonesia agar harga bisa kembali normal.

“Jadi yang merah-merah itu, kita minta bantuan juga dari Bulog dan ID FOOD. Ya jadi, produsen kan sudah mau membantu. Sudah mulai jalan sekarang,” katanya.

Dengan bantuan distribusi dari Bulog dan ID FOOD, Budi berharap harga Minyakita bisa turun sebelum Ramadan 2025. “Ya, mudah-mudahan nanti segera turun ya. Ya, sebelum Ramadan, harus secepatnya,” kata dia.

Penulis: Mery Handayani



** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (voi.id)

  • Share