Search

Kemendag Ungkap Ada Potensi Ekspor Pangan Nganggur US$2,6 M

  Dengarkan Berita Ini

Kemendag Ungkap Ada Potensi Ekspor Pangan Nganggur US$2,6 M

Foto: Plh. Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag Miftah Farid saat Press Conference The Global Food Marketplace atau Salon International de I’alimentation (SIAL Interfood) di kantor Kemendag, Rabu (1/11/23). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan, Indonesia belum menggarap seluruh pasar potensial ekspor komoditas pangan unnggulan. Padahal, Indonesia memiliki sejumlah produk unggulan untuk pasar ekspor, utamanya di makanan dan minuman (mamin).

Plh. Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag Miftah Farid menyebut dalam lima tahun terakhir pertumbuhan sektor ini mencapai 8%. "Unggulan kita di bahan makanan siap masak, waffle, wafer, biskuit seafood seperti kepiting, tuna lalu ekstrak kopi dan terutama bumbu-bumbuan adalah andalan kita," katanya dalam Press Conference The Global Food Marketplace atau Salon International de I'alimentation (SIAL Interfood) di kantor Kemendag, Rabu (1/11/2023).

Sepanjang Januari hingga Agustus tahun ini nilai ekspor makanan dan minuman masih cukup baik di tengah perlambatan ekonomi. Ketika sektor lain mengalami perlambatan, ekspor sektor makanan dan minuman pada periode ini mencapai US$3,38 miliar.

"Saat ini kita baru menggarap 52% dari potensi market processed food (pangan olahan), ada 48% pasar belum tergarap, nilainya US$2,6 miliar, jadi kesempatan baik," sebut Miftah.

"Target kita memang negara-negara besar seperti US lalu Filipina, nggak sulit-sulit amat masuk Filipina, harusnya kita bisa manfaatkan pasar ini, potensial market hampir US$1 miliar. Taste sama, regulasi yang nggak seketat negara maju, saya kira kita bisa manfaatkan. Negara potensi selanjutnya yang ketiga Singapura lalu Thailand, Vietnam dan Jepang," lanjutnya.

Miftah yakin produk makanan Indonesia punya kualitas untuk masuk ke negara-negara maju, diantaranya didorong dengan adanya pameran makanan seperti SIAL Interfood. "Kami harapkan SIAL Interfood ada kontribusi menaikkan ekspor, atau berkontribusi di sektor non migas utamanya dari FnB. Memang tidak mudah karena di belahan dunia lain geopolitik tidak stabil dan ini memengaruhi ekonomi secara keseluruhan," sebut Miftah.

Dari sisi pelaku usaha, pameran SIAL Interfood yang berlangsung pada 8-11 November 2023 diharapkan dapat mendorong bangkitnya industri makanan minuman dan HORECA di Tanah Air. Peserta berasal dari 20 negara seperti Bulgaria, Pakistan, China, Belanda, hingga Saudi Arabia.

"Kesempatan baik untuk kenalan dengan stakeholder GAPMMI baik supplier, pembeli dan kesempatan kami mempelajari inovasi di sekitar kita utamanya dalam teknologi pangan," sebut Kepala Pusat Konsultasi Anggota Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) Tetty H Sihombing.

Foto: Press Conference The Global Food Marketplace atau Salon International de I’alimentation (SIAL Interfood) di kantor Kemendag, Rabu (1/11/23). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Pameran berskala Internasional untuk industri makanan, minuman, jasa boga, hotel, restoran dan cafe, serta bakery ini bakal melibatkan 895 perusahaan dengan 100 diantaranya merupakan UMKM.

"Pameran SIAL Interfood ini diharapkan pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia akan go global di mancanegara, dengan menampilkan berbagai inovasi baru makanan, minuman, jasa boga dan bakery," tutur CEO Krista Exhibitions Daud D Salim.

Penulis: Ferry Sandi


** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (www.cnbcindonesia.com)

  • Share