Search

Kemendag Percepat Pembahasan 3 Item Kesepakatan GSP di AS

  Dengarkan Berita Ini

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kementerian Perdagangan atau Kemendag yang dipimpin langsung oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga baru saja mengelar kunjungan ke New York dan Washington DC, Amerika Serikat pada 16-21 November 2019. Dalam kunjungan itu, Kemendag khusus membahas fasilitas Generalized System of Preferences (GSP).

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan usai mengelar pertemuan tersebut fasilitas GSP yang diberikan telah menemui titik terang. Menurut dia, dari total 9 item yang masuk pembahasan, tinggal 3 item yang belum rampung. "Tinggal tiga hal yang akan disepakti dan diputuskan, yakni lisensi (izin), re-asuransi dan lokalisasi data. Ini tentu progress yang cepat, tinggal hal teknis penyelerasan dokumen," kata Jerry saat mengelar konferensi pers di kantornya, Senin 25 November 2019.

Adapun fasilitas GSP merupakan fasilitas berupa penyelesaian bea masuk bagi barang impor senilai 0 persen. Fasilitas ini diberikan khusus kepada negara yang masih masuk sebagai negara berkembang (middle income country) atau negara miskin. Kemendag mencatat, lewat GSP, Indonesia telah mengimpor sebanyak 836 jenis produk dari total yang tersedia 3.572 produk yang diberikan fasilitas.

Dari total itu, ada 20 produk yang nilainya mencapai lebih dari 50 persen dari total volume ekspor Indonesia ke AS atau senilai US$ 1,6 miliar. Beberapa produk yang masuk 20 volume ekspor ke AS lewat fasilitas GSP diantaranya adalah, ban, kulit dan produk kulit, dan perhiasan dan elektronik. Adapula, produk karet makanan dan minuman olahan, produk kayu, mesin-mesin hingga alat musik.
 
Jerry juga menyoroti mengenai item lokalisasi data yang sampai saat ini masih belum mencapai kesepakatan. Hal ini terjadi salah satunya, karena item tersebut berkaitan dengan kebijakan yang ada pada lembaga lain seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK).  Karena itu, kini Kemendag tengah mendorong supaya institusi yang berkaitan tersebut memiliki perspektif yang sama sehingga cepat dalam proses penyelesaian GSP.

Apalagi, dengan selesainya kesepakatan GSP nantinya akan sangat menguntungkan bagi Indonesia. "Jika kesepakatan GSP rampung maka manfaatnya bukan hanya untuk Amerika Serikat tetapi juga peningkatan ekspor yang masif dari Indonesia. Kami optimis, karena kesepakatan GSP sangat strategis," kata Jerry.


https://bisnis.tempo.co/read/1276326/kemendag-percepat-pembahasan-3-item-kesepakatan-gsp-di-as
Dias Prasongko

** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini.

  • Share