Kemendag Gaet AJC Promosikan Perdagangan Berkelanjutan Indonesia-Jepang
Kementerian Perdagangan mengaku terus mendorong perdagangan berkelanjutan dan ekspor produk UKM, salah satunya menyasar pasar Jepang. Salah satunya dengan memfasilitasi pertemuan bisnis.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Fajarini Puntodewi saat membuka pertemuan bisnis ASEAN-JAPAN Blue Business Matchmaking Support pada Selasa (18/2) di Jakarta. Sumber: Humas Kemendag.
JAKARTA - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Fajarini Puntodewi menyatakan, Kemendag terus berkomitmen mendorong praktik perdagangan internasional yang berkelanjutan (sustainable trade) dengan negara mitra. Dukungan ini salah satunya dengan memfasilitasi pertemuan bisnis antara pelaku usaha Indonesia dan Jepang dengan menggandeng ASEAN-Japan Centre (AJC).
Menurut Fajarini, melalui pertemuan bisnis ASEAN-JAPAN Blue Business Matchmaking Support pada Selasa (18/2) tersebut, diharapkan ada pertumbuhan ekonomi yang seimbang di dua negara, kesejahteraan sosial, kelestarian lingkungan, hingga mampu menciptakan kerja sama di bidang perdagangan berkelanjutan.
"Seiring dengan tantangan global saat ini, seperti perubahan iklim, efisiensi sumber daya, dan transisi menuju ekonomi hijau, kita perlu beradaptasi dengan model bisnis yang lebih inovatif dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, kerjasama dan pertukaran teknologi dalam forum ini menjadi sangat relevan guna mendukung transformasi ekonomi dan perdagangan yang lebih inklusif serta berkelanjutan," ujar Fajarini dalam keterangan resminya, Selasa (18/2).
Sejalan dengan upaya mendorong perdagangan nyang berkelanjutan, Fajarini mengaku pemerintah terus berupaya meningkatkan kesadaran pelaku usaha terhadap isu keberlanjutan, antara lain melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan pendampingan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) dalam pemenuhan kepatuhan terhadap isu keberlanjutan.
Hal tersebut dilakukan melalui sertifikasi dan penyusunan laporan keberlanjutan, kemitraan dengan investor dan pembeli internasional, pengembangan ekosistem digital ekspor dengan memanfaatkan teknologi digital. Sehingga mampu meningkatkan daya saing dan efisiensi dalam rantai pasok ekspor, khususnya bagi produk yang memenuhi standar keberlanjutan serta inisiatif green trade dan circular economy.
Secara khusus inisiatif green trade dan circular economy mendorong model ekonomi sirkular dalam perdagangan, penggunaan kembali sumber daya, dan pengurangan limbah menjadi bagian integral dari strategi ekspor nasional.
Lebih lanjut Puntodewi menyatakan, hubungan antara Indonesia dan Jepang telah berlangsung lama dan kuat. Hubungan ini didukung perdagangan bilateral yang solid serta kekuatan ekonomi yang saling melengkapi. Pada 2024, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai US$35,67 miliar dengan tren pertumbuhan sebesar 9,44% per tahun dalam lima tahun terakhir (2020–2024).
Kegiatan ASEAN-Japan Blue Business Matchmaking Support merupakan inisiasi dari ASEAN-Japan Centre (AJC). Tujuannya, memperkuat kerja sama bisnis antara ASEAN dan Jepang dalam mewujudkan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Kegiatan ini juga menjadi wadah bagi para pelaku usaha untuk menjalin kolaborasi, membuka peluang bisnis baru, serta berkontribusi dalam mewujudkan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Hadir dalam acara ini, yaitu Pejabat Eksekutif Futaba Sankyo Co., Ltd. Matsumoto Yasuo, Direktur Utama Urban Rig Co.,Ltd. Fukuda Yuzo, Manajer Pengembangan Bisnis Microwave Chemical Co., Ltd. Kono Kazuta, Direktur Utama Tsuchida Inc. Tsuchida Etsuji, Spesialis Program Tim Program Bilateral Perdagangan dan Investasi AJC Ito Takeko, pelaku usaha, dan para mitra dari negaranegara ASEAN dan Jepang.
Atase Perdagangan Tokyo Merry Astrid Indriasari mengatakan, posisi Indonesia sebagai bagian dari ASEAN turut memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan regional, termasuk dengan Jepang sebagai salah satu mitra strategis utama. Ia berharap, pertemuan bisnis ini dapat menciptakan kesempatan untuk memperluas variasi produk ekspor ke pasar Jepang.
"Produk-produk ekspor Indonesia maupun ASEAN ke Jepang masih didominasi oleh produk utama seperti batu bara, tembaga, metal, nikel, dan karet. Dengan kegiatan ini, kami harap tercipta kesempatan untuk memperluas variasi produk ekspor yang dapat memasuki pasar Jepang, termasuk dari sektor energi terbarukan, teknologi lingkungan, dan industri berkelanjutan,” ujar Merry.
Dari sektor perdagangan, negara-negara ASEAN juga menempati 20 besar negara-negara pengekspor produk ke Jepang. Hal ini menandakan ASEAN memiliki posisi penting dalam hubungan dagang dengan Jepang dan berpotensi untuk terus ditingkatkan.
Penulis: Erlinda Puspita
** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (validnews.id)