FoodAgri Insight
Ada RI! 14 Negara Bakal Keroyok dan Seret Uni Eropa ke WTO
Foto: Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan saat menghadiri acara FoodAgri Insight On Location dengan tema "Melawan UU Anti-Deforestasi Uni Eropa" di Jakarta, Selasa (1/8/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas menyebut Indonesia bersama 14 negara lainnya sudah menandatangani surat keberatan atas kebijakan Undang Undang (UU) Anti Deforestasi Uni Eropa. RI dan 14 negara siap menyeret Uni Eropa ke organisasi perdagangan dunia atau WTO.
"Tentu kita mencari dukungan dengan negara-negara yang penghasil lada, penghasil karet. Kemarin sudah ada 14 negara yang sudah tanda tangan merasa keberatan. Dan pada akhirnya kita juga bisa menuntut ke WTO apakah ini ada diskriminatif atau tidak," kata Zulhas usai Acara FoodAgri Insight on Location Melawan UU Anti-Deforestasi Uni Eropa di Auditorium Kemendag, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Selasa (1/8/2023).
Zulhas mengatakan, meskipun masih belum berlaku, namun UU Anti Deforestasi ini akan sangat mengganggu Indonesia. Menurut Zulhas kebijakan itu sangat diskriminatif. Karena akan mempengaruhi perdagangan produk Indonesia seperti kopi, sawit, lada, coklat, hingga karet. Beberapa dari produk itu merupakan komoditas yang sering diekspor ke Uni Eropa.
"Kan ada tahapan-tahapannya ya sampai 2025, tapi kan 2025 sudah besok, nah itu saya nggak terbayangkan itu kalau menyangkut petani kopi, kakao, lada, bagaimana itu? Harus dimana tempatnya, ya. Jadi undang-undang deforestasi ini akan sangat mengganggu kita," sebutnya.
Agar tidak dianggap merusak lingkungan, kata Zulhas, para petani itu harus mendapat surat sertifikasi. Namun, untuk mengurusi sertifikasi itu tentunya tidak akan mudah dan menghabiskan biaya yang besar.
"Merusak lingkungan atau tidak, harus dapat surat sertifikasi. Bagaimana petani yang di kampung selalu mengurus sertifikasi? Gak mungkin, kan. Dan kopi itu kan juga ada dari Lampung, dari Jawa, kan kalau di ekspor campur kalau jenisnya misalnya Arabica kan campur, Arabica campur, mana yang salah, mana yang tidak, tidak mudah," jelasnya.
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan saat menghadiri acara FoodAgri Insight On Location dengan tema "Melawan UU Anti-Deforestasi Uni Eropa" di Jakarta, Selasa (1/8/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
"Kakao juga begitu, kan itu petani kecil-kecil tentu, oleh karena itu kita akan melawan ya. Kita akan berjuang agar ini tidak merugikan RI. Kopi, coklat, cengkeh, lada, karet," imbuhnya.
Sementara terkait sawit, katanya, masih ada jalan keluar untuk komoditi yang satu ini. Misalnya, bisa dijadikan menjadi biofuel. "Sekarang kan kita sudah bisa dari B20, B35 itu sudah bisa 13 juta," ujarnya.
Namun, Zulhas menyebut Uni Eropa masih tetap akan melarang apapun yang dihasilkan oleh Indonesia. "Tapi mereka juga tetap kan melarang, apapun dari kita dilarang," pungkasnya.
Penulis: Martyasari Rizky
** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (www.cnbcindonesia.com)