Rapat ini dihadiri oleh perwakilan dari Kemenko Perekonomian, Kementan, Badan Pusat Statistik (BPS), Satgas Pangan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Bulog, Perpadi, dan para pelaku usaha.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa musim kemarau tahun 2019 akan lebih kering dibandingkan tahun 2018 dan puncaknya pada Agustus—September. Sebagian daerah sentra padi (Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan NTB) telah mengalami kekeringan atau hari tanpa hujan selama 1 hingga 2 bulan.
Mendag menjelaskan bahwa kementerian dan lembaga terkait harus bekerja sama untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga beras dalam menghadapi musim kemarau yang berkepanjangan ini. Mendag berharap ketersediaan pasokan dan harga beras akan tetap stabil.
Kepala BMKG juga menambahkan bahwa musim kemarau akan berlangsung sampai Oktober dan awal musim hujan diperkirakan pada Oktober, November, dan Desember.
Kementerian Perdagangan mengadakan rapat terkait dampak kekeringan terhadap pasokan dan stabilitas harga beras di Kantor Kemendag, Senin, (26/8). Rapat ini dipimpin oleh Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita didampingi Sekretaris Jenderal, Dirjen PDN, Dirjen Daglu, Dirjen PKTN, dan Kepala BPPP.