Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menjadi pembicara pada Digital Technopreneur Festival (DTF) 2021 dan Socio Technopreneur Campus (STC) 2021 dengan tema "Pengusaha Muda dan Penyehatan Neraca Perdagangan" di Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (19 Nov).
Mendag menyampaikan, pemerintah mendorong pengusaha muda Indonesia menciptakan disrupsi baru dalam ekonomi digital. Disrupsi di dalam teknologi menjadi hal yang penting untuk pelaku ekonomi baru. Pada 2020, ekonomi Indonesia secara produk domestik bruto (GDP) sekitar Rp15.400 triliun atau setara USD 1,1 triliun dan pada akhir 2030, akan tumbuh sekitar 1,5 kali lipat antara Rp24.000—Rp30.000 triliun.
Mendag menambahkan, pada 2020, ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar USD 44,0 miliar akan tumbuh delapan kali lipat menjadi USD 323,6 miliar pada 2030. Artinya, akan tumbuh enam kali lebih besar dibanding Malaysia, tujuh kali lebih besar dibanding Filipina, sembilan kali lebih besar dibanding Singapura, dan empat kali lebih besar dari Vietnam.
Mendag menegaskan, tren ke depan di antaranya 5G, Internet of Things (IoT), blockchain, kecerdasan buatan, dan cloud computing akan mengubah dan mempengaruhi hidup masyarakat Indonesia. Kelima teknologi tersebut akan menembus batas ruang dan waktu. Teknologi pertanian, teknologi keuangan, teknologi pendidikan, dan teknologi kesehatan akan berubah dan hal ini harus diantisipasi pelaku ekonomi baru di masa yang akan datang.
.
.