Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi bersama Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menggelar konferensi pers terkait isu-isu perdagangan terkini secara hybrid di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (11 Jan). Acara ini ditujukan sebagai ajang silaturahmi sekaligus perkenalan Menteri Perdagangan yang baru dengan para awak media.
Pada konferensi pers ini, Mendag menjelaskan 3 mandat Presiden RI, yaitu menjaga stabilitas harga, terutama inflasi meningkatkan daya beli dan kepercayaan pasar; kedua, membantu UMKM dalam menembus pasar ekspor; dan ketiga, membuka pasar baru di luar negeri dengan kesepakatan dagang antara Indonesia dengan negara lain, terutama negara nontradisional.
Mendag menambahkan, jika melihat rumus pertumbuhan ekonomi, Kementerian Perdagangan setidaknya mempunyai 2 koefisien dari rumus tersebut, yaitu konsumsi dan pertumbuhan ekspor impor. Jadi, memastikan arus barang masuk dengan baik itu yaitu memastikan 2/3 barang Indonesia yang terdiri dari bahan penolong dan bahan baku bagi perekonomian Indonesia. Dengan demikian, jika arus barang berjalan, berarti arus perekonomian Indonesia akan berjalan dengan baik juga.
Sementara, Wakil Menteri Perdagangan mengungkapkan, Kemendag telah melakukan pencapaian hasil dari perundingan perjanjian perdagangan internasional pada tahun 2020 serta membuat target di tahun 2021. Pencapain tersebut yaitu IA-CEPA yang sudah berlaku efektif per 5 Juli 2020; ASEAN-Hongkong FTA yang berlaku per 4 Juli 2020; First Protocol Amend ASEAN Trade In Goods Agreements berlaku efektif 20 September 2020; RCEP sudah selesai pada 15 November 2020; dan Indonesia-Korea CEPA yang sudah selesai pada 18 Desember 2020.
Wamendag menambahkan, Kemendag juga mengawal proses ratifikasi Indonesia-EFTA CEPA yang menunggu referendum ratifikasinya di Swiss; Indonesia-Mozambique PTA yang sudah disahkan melalui Perpres pada 18 Desember 2020 lalu. Yang tidak kalah pentingnya juga perpanjangan GSP oleh Amerika Serikat.
.