Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Didid Noordiatmoko memberikan kuliah umum mengenai perdagangan berjangka komoditi (PBK) kepada para mahasiswa Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata di Semarang, Jawa Tengah, Senin (14 Mar).
Kepala Bappebti mengatakan bahwa tantangan dan kendala yang dihadapi pemerintah saat ini yaitu belum berkembangnya aduan masyarakat terkait PBK. Hal ini menunjukkan tingkat inklusi masyarakat atas industri PBK masih rendah. Kegiatan seperti robot trading dan flexing yang bernaung di balik PBK sebenarnya bukan merupakan kegiatan yang perizinannya diterbitkan oleh Bappebti, Kementerian Perdagangan.
Selanjutnya, Didid menyatakan bahwa untuk mengatasi masalah tersebut, Bappebti secara rutin melakukan pemblokiran website atau situs kegiatan perdagangan berjangka ilegal tersebut. Bappebti tidak sendirian dalam melakukan pengawasan dan pembinaan, tetapi berkolaborasi dengan Kepolisian RI, Kejaksaan Agung, PPATK, OJK, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Selain berkolaborasi, Bappebti juga telah menetapkan strategi sebagai solusi dalam menjawab segala tantangan dan kendala dalam industri PBK. Adapun lima kunci menciptakan PBK yang sehat yaitu penguatan literasi/edukasi kepada seluruh pemangku kepentingan; peningkatan regulasi dan kebijakan; tata kelola perizinan dan pelayanan publik; penataan standar kompetensi profesi yang ada di PBK; serta penguatan pengawasan dan penindakan.
Pada kesempatan ini, Kepala Bappebti juga menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama terkait edukasi dan literasi tentang PBK antara Unika Soegijapranata dengan Jakarta Futures Exchange (JFE) dan PT Valbury Asia Futures.
Kuliah umum ini turut dihadiri oleh Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang; Direktur Utama PT Valbury Asia Futures, Ricky Irawan; Sekretaris Bappebti Olvy Andrianita; Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan PBK Bappebti, Tirta Karma Senjaya; serta Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata, Theodorus Sudimin.(apn)