Search

Wamendag Tegaskan Peran Strategis Hidrogen dalam Diplomasi Perdagangan RI

  Dengarkan Berita Ini

Wamendag Tegaskan Peran Strategis Hidrogen dalam Diplomasi Perdagangan RI

AKURAT.CO Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan pentingnya peran hidrogen dalam membentuk arsitektur perdagangan baru yang lebih adil dan berkelanjutan.

Dalam pidatonya pada Global Hydrogen Ecosystem Summit and Exhibition (GHES) 2025 di Jakarta, Kamis (17/4/2025), Wamendag Roro menyoroti hidrogen sebagai peluang emas bagi Indonesia untuk tampil sebagai pemimpin global, tidak hanya di sektor energi, tetapi juga dalam diplomasi perdagangan.

Menurut Roro, hidrogen, terutama varian hijau yang dihasilkan dari energi terbarukan, adalah simbol masa depan yang bersih. "Indonesia harus menegaskan bahwa hidrogen hijau bukan sekadar komoditas energi, tetapi juga strategi geopolitik dan lingkungan," ujar Roro dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (18/4/2025).

Di tengah gejolak perdagangan global dan kebijakan proteksionisme yang menguat, terutama dari Amerika Serikat, Indonesia dinilai perlu mengalihkan pendekatan dari diplomasi berbasis volume ekspor menuju diplomasi berbasis teknologi dan keberlanjutan. Hidrogen menjadi alat penting dalam pergeseran paradigma ini.

Roro mengusulkan empat langkah strategis agar Indonesia dapat memimpin sektor hidrogen global yakni mempercepat regulasi dan insentif produksi hidrogen, menjalin kolaborasi teknologi dengan negara maju, mendiversifikasi rantai pasok komponen, serta membangun infrastruktur logistik seperti pelabuhan ekspor hidrogen.

Meski saat ini ekspor hidrogen Indonesia belum signifikan, tren lima tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan positif. Pada 2024, ekspor hidrogen mencapai USD2,7 juta, meski masih jauh tertinggal dari nilai impornya yang menyentuh USD78,5 juta. Defisit ini mencerminkan tantangan sekaligus peluang besar bagi industri dalam negeri untuk tumbuh.

Indonesia dinilai memiliki keunggulan kompetitif dalam ekosistem hidrogen. Negara ini kaya sumber energi terbarukan seperti panas bumi, air, dan surya, serta memiliki kapasitas industri untuk memproduksi lebih dari 1,7 juta ton hidrogen abu-abu per tahun. Letak geografis yang strategis juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok energi bersih regional.

PLN sendiri telah memulai pembangunan pembangkit dan stasiun pengisian berbahan bakar hidrogen di Kamojang. Langkah ini menjadi simbol komitmen menuju ekosistem hidrogen nasional yang komprehensif, dari produksi hingga pemanfaatan untuk transportasi dan industri.

GHES 2025 yang berlangsung di Jakarta menampilkan rangkaian diskusi strategis, business matching, hingga uji coba kendaraan berbahan bakar hidrogen. Forum ini menjadi bukti keseriusan Indonesia dalam mengembangkan ekosistem energi alternatif yang tangguh dan kompetitif di tengah transisi global menuju ekonomi hijau.

Dalam jangka panjang, peluang pasar hidrogen Indonesia sangat terbuka lebar, terutama di kawasan Asia-Pasifik. Negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan tengah mempercepat transisi energi mereka, dan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi mitra utama dalam suplai hidrogen hijau di kawasan tersebut.

Penulis: Esha Tri Wahyuni


** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (akurat.co)

  • Share