Wamendag Roro Dorong UMKM Tingkatkan Ekspor
Wamendag Roro Dorong UMKM Yogyakarta Akses Informasi Pasar Ekspor dan Gandeng Perwadag
Wamendag Roro bersama Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Ari Satria, serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta Yuna Pancawati. (Foto: Kemendag)
SinarHarapan.id – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menekankan pentingnya informasi pasar ekspor dan promosi untuk meningkatkan daya saing produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Informasi dapat melalui perwakilan perdagangan di luar negeri (perwadag) dan platform Inaexport.
“Kementerian Perdagangan telah merangkum informasi pasar ekspor dalam Inaexport (www.inaexport.id). Informasi ini mencakup persyaratan masuk, tren produk, preferensi konsumen, daftar importir, dan informasi lain untuk para pelaku UMKM,” jelas Wamendag Roro.
Demikian pernyataan Wamendag Roro usai mengunjungi Homeware Internasional Indonesia (HII) di Yogyakarta pada Kamis (20/3). Dalam kunjungan ini, ia bersama Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Ari Satria dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Yuna Pancawati.
Dukungan Kementerian Perdagangan untuk UMKM
Kemudian, Wamendag Roro menegaskan bahwa Kementerian Perdagangan siap membantu UMKM memulai dan meningkatkan ekspor. Kementerian Perdagangan terus mempromosikan produk unggulan Indonesia melalui penjajakan kesepakatan bisnis (business matching), misi dagang, dan pameran internasional.
Program kerja Kementerian Perdagangan saat ini mencakup pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan penguatan UMKM BISA Ekspor. “BISA adalah singkatan dari Berani Inovasi, Siap Adaptasi. Untuk mendukung UMKM BISA Ekspor, Kementerian Perdagangan menjalankan empat program utama: pengembangan kapasitas pelaku usaha, peningkatan daya saing produk, penyediaan informasi pasar, dan promosi ekspor,” kata Wamendag Roro.
Lalu juga, pelatihan dan pengembangan kapasitas UMKM. Kementerian Perdagangan mengadakan pelatihan perdagangan elektronik, pemasaran digital, dan penggunaan media sosial. Selain itu, pelaku usaha juga bisa memanfaatkan pendampingan pengembangan produk dan sertifikasi untuk meningkatkan daya saing di pasar global.
Peran Homeware Internasional Indonesia
Homeware Internasional Indonesia (HII) berpusat di Tangerang dan memiliki kantor cabang di Yogyakarta. Sejak 1998, HII memproduksi aksesori rumah, keranjang, tempat penyimpanan, dan furnitur dari serat alami, rotan, kayu, terakota, batu alam, dan bahan sintetis lainnya.
Dengan dukungan fasilitas produksi di Yogyakarta, HII mampu menyediakan beragam produk, seperti vas, cermin, bingkai foto, lampu, dan furnitur. Produk dari Yogyakarta juga meliputi taplak meja, keset, aksesori kamar mandi, dan tas tangan.
Pelepasan Ekspor Gula Semut ke Malaysia dan Kanada
Wamendag Roro menghadiri pelepasan ekspor gula semut kelapa di Desa Hargorejo, Kokap, Kabupaten Kulon Progo. (Foto: Kemendag)
Pada hari yang sama, Wamendag Roro menghadiri pelepasan ekspor gula semut kelapa di Desa Hargorejo, Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Pelepasan ini dilakukan bersama Wakil Menteri Pertanian Soedaryono dan Wakil Bupati Kulon Progo Ambar Purwoko. Turut hadir pimpinan Koperasi Primer Nira Lestari Golden Arif Singgih Purnomo dan pimpinan Koperasi Induk Nira Lestari Ella Rizki Farihatul Maftuhah.
Sebanyak 2 ton gula semut kelapa diekspor ke Malaysia dan 20 ton ke Kanada dengan total nilai Rp1,1 miliar. “Produk gula semut Indonesia mampu bersaing di pasar global. Kualitas gula semut Indonesia tidak kalah dengan produk dari negara lain,” ujar Wamendag Roro.
Ia menambahkan bahwa Koperasi Induk Nira Lestari telah bekerja keras memastikan kualitas gula semut yang diekspor memenuhi standar internasional. “Saya mengapresiasi Koperasi Primer Nira Lestari Golden dan Koperasi Induk Nira Lestari yang terus mendorong ekspor produk gula semut Indonesia ke pasar global,” tambahnya.
Wamendag Roro berharap pelepasan ekspor ini menjadi momentum untuk memperluas akses pasar bagi produk Indonesia di masa depan. Ia juga mengapresiasi dukungan Kementerian Pertanian, Pemerintah Provinsi DIY, dan seluruh pihak yang menciptakan iklim usaha kondusif bagi pelaku UMKM.
Kinerja Perdagangan Indonesia Tetap Kuat
Menurut data Kementerian Perdagangan, Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar USD 3,12 miliar pada Februari 2025. Indonesia mempertahankan tren surplus neraca dagang selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Surplus ini berasal dari surplus nonmigas sebesar USD 4,84 miliar, meskipun terjadi defisit migas sebesar USD 1,72 miliar. Amerika Serikat mencatatkan surplus bagi Indonesia sebesar USD 1,57 miliar, lalu India USD 1,27 miliar, Filipina USD 0,75 miliar, Vietnam USD 0,50 miliar, dan Malaysia USD 0,49 miliar.
Wamendag Roro menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada 2025. Target ekspor tahun ini adalah USD 294,45 miliar atau tumbuh 7,1 persen dibanding tahun sebelumnya. Hingga Februari, total ekspor Indonesia telah mencapai USD 43,43 miliar atau 14,74 persen dari target ekspor 2025.
“Kementerian Perdagangan siap menjadi mitra strategis UMKM untuk mendukung ekosistem bisnis yang sehat dan kondusif. Seluruh pihak harus bekerja keras untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dari Presiden,” tegas Wamendag Roro.
Perjanjian Dagang untuk Memperluas Pasar
Kementerian Perdagangan terus membuka akses pasar melalui perjanjian dagang, seperti Free Trade Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement (PTA), dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). “Perjanjian ini menjadi jalan bebas hambatan bagi produk Indonesia di pasar global,” jelas Wamendag Roro.
Wamendag Roro berharap Koperasi Induk Nira Lestari dan koperasi lainnya bisa memanfaatkan perjanjian dagang ini untuk memperluas ekspor ke negara mitra.
Dukungan dari Kementerian Pertanian
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Soedaryono menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto menitikberatkan pengembangan sektor pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pertanian adalah sektor padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja dan mengurangi pengangguran,” kata Wamentan Soedaryono.
Ella Rizki Farihatul Maftuhah, pimpinan Koperasi Induk Nira Lestari, menyampaikan bahwa petani mitra koperasi bersyukur atas pencapaian ekspor ini. “Kami berharap pemerintah terus memfasilitasi pelatihan dan sertifikasi bagi petani untuk meningkatkan kualitas produk,” ujar Ella.
Penulis: Natalia Santi
** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (sinarharapan.id)