Jakarta (ANTARA) - Pemerintah bekerja sama dengan Pusat Promosi Impor
Negara Berkembang (Centrum tot Bevordering van de Import uit
Ontwikkelingslanden/CBI) dari Belanda mendorong ekspor bahan alami ke
Eropa dengan mengadakan program bimbingan ekspor produk berbahan alami
ke Benua Biru.
Hal ini disampaikan Direktur Kerja Sama
Pengembangan Ekspor Kemendag Marolop Nainggolan pada lokakarya program
pelatihan bisnis ekspor produk berbahan alami di Bogor, Jawa Barat.
âIndonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan alam ini
menjadikan Indonesia memiliki banyak produk alam seperti minyak atsiri,
ekstrak tumbuhan dan ekstrak rumput laut yang dapat ditawarkan ke pasar
dunia, terutama Eropa,â kata Marolop lewat keterangannya di Jakarta,
Sabtu.
Namun di sisi lain, daya saing masih menjadi tantangan
bagi produsen Indonesia untuk memasuki pasar Eropa. Untuk itu diharapkan
pelaku usaha sektor produk berbahan alami dapat mengikuti program dari
CBI ini. Marolop menyampaikan untuk mendukung program tersebut,
Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) melalui
Direktorat Kerja Sama Pengembangan Ekspor menjaring peserta yang akan
mengikuti bimbingan.
Dalam program ini, fokus produk terbagi
atas industri makanan, suplemen, serta industri kosmetik dengan jumlah
peserta 60 perusahaan. Bagi pelaku usaha yang ingin mendapat bimbingan
dapat mendaftarkan melalui situs web
https://www.cbi.eu/projects/export-project-natural-ingredients-indonesia/
dengan batas akhir pendaftaran 5 Agustus 2019. Sebelumnya, Kementerian
Perindustrian melakukan penandatanganan kerja sama dengan CBI untuk
memberikan bimbingan kepada pelaku usaha terpilih agar mampu memenuhi
persyaratan dan selera pasar Eropa. Penandatangannan dilakukan pada 16
Mei 2019 dengan jangka waktu lima tahun, yaitu 2019-2024.
Selain
Kementerian Perdagangan dan Perindustrian, kerja sama ini melibatkan
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dewan Atsiri Indonesia (DAI),
Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi), Gabungan Pengusaha
Jamu, serta Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia (Astruli). Sementara
produk berbahan alami yang masuk dalam program bimbingan meliputi
minyak atsiri, ekstrak tumbuhan (bahan tradisional untuk makanan
suplemen dan kosmetik), serta ekstrak rumput laut. Produk-produk ini,
digunakan sebagai bahan baku terutama untuk industri makanan, kosmetik
dan kesehatan, baik untuk memperkuat tesktur, warna dan aroma.
Marolop
juga menyampaikan lokakarya pelatihan bisnis ekspor produk berbahan
alami bertujuan untuk menggali animo pelaku usaha agar berpartisipasi
aktif dalam program bimbingan ekspor. Selain itu, lokakarya bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pelaku usaha produk berbahan
alami mengenai potensi pengembangan akses ke pasar Eropa.
Marolop
menambahkan potensi ekspor produk berbahan alami ke negara-negara Eropa
cukup besar. Permintaan pasar Eropa untuk produk berbahan alami diatur
dalam EU Regulation 2015/2283. âJumlah pemenuhan ekspor untuk produk
minyak esensial hanya sebesar 3 persen, sementara ekstraknya hanya
sebesar 0,03 persen. Jumlah ini menjadi tantangan bagi Indonesia dalam
meningkatkan ekspor ke pasar Eropa,â katanya.
** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini.