Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag), Johni Martha mengibarkan bendera menandai simbolis pelepasan eskpor serentak nasional di Samarinda, Kalimantan Timur. (ANTARA/HO- Adpim)
Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ikut serta dalam agenda pelepasan ekspor serentak nasional dengan melepas komoditas ekspor daerahnya senilai 2,27 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp37 miliar menuju pasar Internasional.
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni di Samarinda, Rabu, menjelaskan komoditas yang diekspor meliputi produk olahan bernilai tambah seperti plywood, karet, seafood, pakan ternak, arang (charcoal), hingga damar batu.
Produk-produk ini dikirim ke berbagai negara tujuan strategis, di antaranya Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Bangladesh, dan Brunei Darussalam.
Menurut Sri Wahyuni, kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi katalisator bagi Kaltim untuk bertransformasi menjadi superhub ekonomi di wilayah tengah dan timur Indonesia.
"Kawasan industri di Kaltim telah didesain ulang untuk menopang perekonomian regional. Struktur ekonomi kita mulai bergerak ke arah yang lebih berimbang; tidak lagi sepenuhnya bergantung pada komoditas mentah, tetapi mulai menguat pada sektor hilirisasi dan industri pengolahan yang berkelanjutan," ujar Sri Wahyuni saat memberikan sambutan di PT Orimba Alam Kreasi, Samarinda.
Menurutnya, momentum ekspor ini bukan sekadar aktivitas perdagangan, melainkan simbol kesiapan Kaltim sebagai penyangga utama IKN dalam membangun ekonomi yang tangguh dan berdaya saing global.
Samarinda terpilih menjadi salah satu dari delapan kota di Indonesia yang melaksanakan pelepasan ekspor serentak oleh Kementerian Perdagangan RI.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BK-Perdag), Johni Martha, menjelaskan bahwa pemilihan Samarinda didasari atas keberhasilan kota ini dalam melakukan transisi ekonomi.
“Kalimantan Timur secara konsisten menyumbang nilai ekspor nasional yang besar. Samarinda dipilih karena kami melihat adanya pergerakan nyata dari industri ekstraktif menuju sektor manufaktur dan jasa,” jelas Johni.
Johni juga menyoroti peran tujuh pelaku usaha menengah asal Kaltim yang terlibat dalam pelepasan kali ini.
Ia menegaskan bahwa Kementerian Perdagangan akan terus mengawal para pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui program UMKM Bisa Ekspor.
"Kami berharap Pemerintah Provinsi Kaltim terus melakukan kurasi terhadap produk lokal. Kami di Pusat siap memfasilitasi, mulai dari memperkenalkan produk di ajang internasional hingga mencarikan pembeli (buyer) di luar negeri," tambahnya.
Secara nasional, Menteri Perdagangan RI Budi Santoso melepas ekspor dari 31 perusahaan dengan total nilai mencapai 58,77 juta dolar AS (sekitar Rp978 miliar).
Selain Samarinda, pelepasan serentak ini dilakukan di Cikarang (Jawa Barat), Mojokerto (Jawa Timur), Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta), Semarang (Jawa Tengah), Batam (Kepulauan Riau), Makassar (Sulawesi Selatan), dan Badung (Bali).
Pewarta: Arumanto
** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (antaranews.com)