Sarajevo: Neraca perdagangan Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina meningkat drastis sepanjang Januari-Juni 2019 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Peningkatannya mencapai 335 persen lebih dengan total nilai ekspor USD979.745. Direktur Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) yang berkantor di Budapest, Hongaria, Addy Perdana Soemantry, mengatakan pada periode Januari-Juni 2018, angka ekspor ke salah satu negara di Semenanjung Balkan itu sebesar USD225.556. Ia menyebutkan ekspor terbesar terjadi pada produk elektronik, yang dalam enam bulan pertama tahun ini mencapai angka USD544.238.
Ekspor terbesar kedua afalah produk kimia oxygen-function amino-compounds dari USD20.876 menjadi USD128.322. Sementara itu, ekspor tekstil mencapai angka USD98.256 atau naik 159 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai USD37.826. Addy mengatakan potensi ekspor ke negara Bosnia dan Herzegovina sangat besar karena banyak produk yang belum diproduksi di negara itu. Padahal, ekonomi Bosnia terus meningkat. Begitu pula negara-negara lain di Eropa timur dan tengah lainnya. "Indikator peningkatan ekonomi terlihat dari banyaknya pembangunan fisik. Makin banyak pembangunan gedung, berarti ekonomi makin tumbuh. Kondisi ekonomi masyarakat menengah ke atasnya juga meningkat," katanya di sela-sela acara Sarajevo Halal Fair 2019 di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina dikutip dari Media Indonesia, Minggu, 29 September 2019. Seperti dilaporkan oleh wartawan Media Indonesia Patna Budi Utami dari Sarajevo, ia mengatakan produk elektronik yang ekspornya meningkat drastis berupa komponen alat-alat telekomunikasi. Antara lain produk yang dibuat oleh perusahaan multinasional di Indonesia.
Menurut Addy, untuk terus memanfaatksn peluang pasar dengan meningkatkan ekspor ke Bosnia dan Herzegovina, perlu kerja sama dengan distributor-distributor besar di negara itu. Alasannya, ekspor melalui distributor besar membuat pemasaran lebih cepat. Pada Sarajevo Halal Fair 2019 atau gelaran kedua sejak 2028, ITPC selain memamerkan produk makanan, kali ini juga memperkenalkan beberapa jenis beras organik. Antara lain, beras berserat tinggi untuk diet dan beras dengan kadar gula rendah untuk penderita diabetes. Peminat komoditas itu, ujarnya, sangat tinggi.
Banyak pengunjung bertanya di mana bisa mendapatkan beras-beras tersebut. Bahkan ada yang memaksa untuk membeli komoditas yang dipamerkan, padahal beras-beras tersebut belum.hadir di pasar Bosnia. "Kami sedang mencari distributor besar untuk bekerja sama memasarkannya. Ini adalah potensi besar yang tidak akan mengganggu kebutuhan beras dalam negeri. Karena ini bukan beras untuk konsumsi umum," kata Addy.
Hal senada disampaikan oleh pengusaha Indonesia, Halim Kala, yang juga hadir di acara Sarajevo Halal Fair 2019. Ia menyebutkan potensi pasar produk Tanah Air di Bosnia dan Herzegovin tinggi, Termasuk produk halal. Sebab, produk halal bukan hanya diminati oleh muslim, tetapi juga oleh nonmuslim, karena halal identik dengan higienis saat pemrosrsannya. Duta Besar RI untuk Bosnia dan Herzegovina Amelia Achmad Yani mengatakan Indonesia selalu mendapat undangan sebagai peserta Sarajevo Halal Fair dari Bosna Bank Internasional (BBI) sebagai penyelenggar. Penyelenggaraan Halal Fair setiap tahun dibiayai oleh Islamic Development Bank.
Melalui Sarajevo Halal Fair, Indonesia juga terus berupaya mempopulerkan kuliner Tanah Air. Kali ini Kedutaan Besar RI di negeri itu mengenalkan masakan negeri tercinta, mi rebus medan. Berbeda dengan mi rebus lainnya, mi rebus medan yang dikenalkan kepada para pengunjung dan peserta pameran itu merupakan mi berkuah kental dengan toping seafood dan telur rebus. Promosi kuliner Indonesia tersebut dilakukan sekaligus dengan memperlihatkan cara pengolahannya oleh warga negara Indonesia yang sehari-hari gemar memasak, Dimas Tjahjono Drajat. Pada Sarajevo Halal Fair 2018, stan Indonesia memperkenalkan nasi goreng dan sate ayam.
Seperti halnya pada Halal Fair terdahulu, para pengunjung antusias untuk mencicipi kuliner Indonesia yang dikenal kaya bumbu dan rempah-rempah. Puluhan porsi mi medan terlihat langsung habis dinikmati para pengunjung. Para pengunjung yang mencicipi mi medan terlihat terkesima setelah mencicipnya. "Ini rasa baru bagi kami," kata salah seorang pengunjung yang mendapat kesempatan menikmati semangkuk mi rebus itu.
https://www.medcom.id/ekonomi/mikro/1bVygxnN-januari-juni-ekspor-indonesia-ke-bosnia-dan-herzegovina-melonjak
Patna Budi Utami
** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini.