Sepuluh produk unggulan nasional lolos ke Good Design Award Jepang 2025. Ini jadi bukti kemajuan desain Indonesia dan peluang besar perluasan pasar ek
AKURAT.CO Sebanyak sepuluh produk unggulan nasional resmi melaju ke ajang internasional Good Design Award (GDA) di Jepang setelah dinyatakan sebagai peraih predikat Best Design dalam ajang Good Design Indonesia (GDI) 2025.
Keikutsertaan ini menjadi bukti semakin meningkatnya kualitas desain produk lokal dan peluang ekspor Indonesia ke pasar global.
Ajang penjurian GDI 2025 yang digelar oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) berlangsung di Indonesia Design Development Center (IDDC), Jakarta.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Fajarini Puntodewi, menyampaikan bahwa partisipasi produk Indonesia dalam GDA Jepang menjadi cerminan kemajuan ekosistem desain dalam negeri.
“Tahun ini, sepuluh produk terbaik dari GDI akan maju ke seleksi GDA Jepang. Ini menjadi tolok ukur kualitas desain dunia dan peluang besar untuk memperluas penetrasi produk kita di pasar global,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Sabtu (5/7/2025).
Puntodewi menambahkan bahwa keberhasilan ini menunjukkan pembinaan desain yang berfokus pada kebutuhan pasar telah membuahkan hasil. Ia juga menyampaikan optimisme bahwa produk-produk unggulan ini akan meraih pengakuan di tingkat internasional, sekaligus mendongkrak performa ekspor nasional.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif, Ari Satria, menjelaskan bahwa GDI 2025 menetapkan 10 produk sebagai Best Design dan 41 produk lainnya sebagai peraih penghargaan Good Design.
Proses penjurian melibatkan tim independen lintas bidang, termasuk Ketua Umum Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII) Prananda L. Malasan, serta perwakilan industri dari Toyota dan lembaga desain Jepang dan Taiwan.
Ari menyebut, penghargaan diberikan kepada produk yang mampu memadukan inovasi, estetika, fungsi, keberlanjutan, dan nilai ekspor. Produk-produk tersebut berasal dari sektor desain rumah tangga dan gaya hidup, furnitur, elektronik, teknologi, kemasan, hingga produk ramah lingkungan berbasis daur ulang dan inovasi material.
“Kami berharap para penerima GDI dapat menjadi perwakilan desain Indonesia yang membawa kekuatan lokal dalam bahasa global. Desain bukan hanya tentang bentuk, tetapi juga nilai dan kualitas yang mewakili ekspor Indonesia,” jelas Ari.
GDI sendiri bukan sekadar ajang penghargaan, melainkan bagian dari strategi Kemendag untuk meningkatkan daya saing ekspor Indonesia berbasis desain. Salah satu sasarannya adalah mendorong keterlibatan aktif dalam ajang bergengsi GDA Jepang atau G-Mark.
Sejak diluncurkan pada tahun 2017, program GDI telah menjadi inisiatif unggulan Kemendag untuk mendorong pelaku usaha menjadikan desain sebagai strategi dalam memperkuat identitas produk dan memperluas pasar internasional.
Ari menegaskan bahwa desain memiliki peran penting tidak hanya untuk estetika, tetapi juga sebagai alat pemasaran dan pencitraan merek yang efektif. “Desain membentuk persepsi, dan persepsi menentukan nilai. Lewat desain, produk Indonesia bisa menunjukkan jati diri dan kompetensinya,” tambahnya.
Lebih jauh, GDI juga menjadi bagian dari diplomasi desain Indonesia di pasar global. Kolaborasi Kemendag dengan Japan Institute of Design Promotion (JDP) sebagai penyelenggara GDA, memperkuat persepsi bahwa Indonesia adalah negara dengan produk bermutu tinggi dan berdaya saing internasional.
“Di tengah tren pasar Jepang yang semakin selektif terhadap isu keberlanjutan dan nilai desain, kehadiran produk Indonesia melalui GDI menjadi sangat relevan,” tutup Ari.
Penulis: Esha Tri Wahyuni
** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (akurat.co)