Sedangkan narasumber pada sesi kedua yaitu Wakil Kepala LPPOM MUI, Muti Arintawati; Wakil Presiden TOBB University of Economy and Technology, Teyfik Demir; Wakil Ketua Kadin untuk Wilayah Timur Tengah dan Negara-negara OKI, Mufti Hamka; perwakilan Halal Industry Development Corporation (HDC) Malaysia, Saif Kenji Umemoto; dan Manajer Komunikasi PT Paragon Technology and Innovation, Suci Hendrina. Sesi ini dimoderatori oleh Nur Wahid.
Dalam rangka meningkatkan ekspor produk halal ke negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan mengimplementasikan COMCEC Project “Empowering Halal Industry to Boost Intra—OIC Trade”, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Indonesia Halal Training and Education Center (IHATEC) menyelenggarakan Lokakarya Discovering Opportunities to Access Halal Market of the OIC Member Countries di Hotel Aryaduta Jakarta, Senin (2/9). Acara ini dibuka oleh Staf Ahli Mendag Bidang Hubungan Internasional, Arlinda.
Arlinda juga berharap lokakarya ini dapat membantu meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan mengenai konsep dan peraturan produk halal yang diterapkan di negara-negara OKI. Dengan demikian, hal ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor produk halal Indonesia ke negara-negara anggota OKI.
Lokakarya ini menghadirkan beberapa narasumber yang andal di bidangnya masing-masing. Narasumber pada sesi pertama yaitu perwakilan dari Bappenas, Florentinus Kristiartono; Direktur Jenderal/Kepala Indonesia Halal Product Assurance Agency (BPJPH), Sukoso; Direktur Halal Council Department of Islamic Development Malaysia (JAKIM), Sirajuddin Bin Suhaimee; dan Kepala Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), H. Sapta Nirwandar. Sesi pertama dimoderatori oleh Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional, Antonius Yudi Triantoro.
Arlinda menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk ekspor produk halal, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu, Indonesia akan terus mendorong ekspor produk halal dengan memanfaatkan keanggotaannya di OKI untuk meningkatkan akses pasar dengan sebaik-baiknya ke negara anggota lainnya, seperti Turki, Nigeria, Mesir, dan Uni Emirat Arab.