Kementerian Perdagangan menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion/FGD) “Menjembatani Keberlanjutan dan Diplomasi: Mendorong Kerja Sama Indonesia-Tiongkok untuk Perdagangan Kelapa Sawit yang Inklusif dan Terlacak” di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (31 Juli).
Pada kesempatan ini, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Fajarini Puntodewi menekankan pentingnya peran sawit sebagai salah satu produk ekspor utama Indonesia serta ekosistem pendukung bagi perdagangan sawit berkelanjutan, termasuk melalui sertifikasi standar ISPO.
Forum diskusi ini diselenggarakan dalam rangka memperkuat sinergi lintas pemangku kepentingan baik dari sektor publik, swasta, dan mitra dalam mendorong perdagangan kelapa sawit yang inklusif dan berkelanjutan, khususnya dalam konteks kerja sama Indonesia-Tiongkok.
Sebagai diskusi awal, forum ini berupaya memetakan aktor kunci dalam rantai pasok sawit berkelanjutan, serta merumuskan rekomendasi untuk peningkatan inklusi petani kecil melalui skema closed-loop dan solusi pembiayaan hijau.
Turut hadir dalam acara ini yaitu Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer, Miftah Farid; Direktur Eksekutif PISAgro, Insan Syafaat; Direktur Regional Asia Tenggara TFA, Rizal Algamar; Wakil Sekjen CPOPC, Musdhalifah Machmud; Sekjen GAPKI, M. Hadi Sugeng; serta para pengusaha dan asosiasi produk sawit Indonesia.