Mendag Budi Santoso (tengah) saat menjadi pembicara dalam sesi diskusi panel pada Puncak Perayaan Hari Ritel Nasional 2025 bertema “Kebangkitan Ritel: Bertumbuh Bersama UMKM, Bergerak ke Pasar Global” (dok. Kemendag)
JawaPos.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan bahwa produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang telah mampu menembus pasar ritel modern memiliki peluang besar untuk melakukan ekspor. Ia menilai, kemampuan bersaing produk UMKM dapat tercermin dari keberhasilannya bersaing di rak-rak ritel modern.
Kemitraan antara UMKM dan ritel modern, lanjutnya, menjadi dorongan penting bagi pelaku usaha kecil untuk meningkatkan mutu serta daya saing produk, termasuk untuk menembus pasar luar negeri.
Hal itu disampaikan Mendag Busan saat menjadi pembicara dalam sesi diskusi panel pada Puncak Perayaan Hari Ritel Nasional 2025 bertema “Kebangkitan Ritel: Bertumbuh Bersama UMKM, Bergerak ke Pasar Global” yang digelar di Balai Sudirman, Jakarta, Selasa (11/11).
"Kami ingin UMKM naik kelas dan bisa masuk ke pasar global. Ketika sebuah produk UMKM diterima di ritel modern, artinya produk ini sudah memiliki standar ekspor. Kami ingin usaha menengah ke bawah juga dapat menikmati ekspor, maka UMKM dan ritel modern kami ajak jalan bersama untuk mengisi pasar dalam negeri sekaligus go global," kata Mendag Busan.
Menurutnya, keberhasilan UMKM menembus ritel modern tak hanya menjadi indikator kesiapan ekspor, tetapi juga mampu memperkuat konsumsi produk lokal di pasar domestik. Upaya ini diharapkan dapat menekan ketergantungan terhadap produk asing, dengan catatan kualitas produk UMKM terus ditingkatkan agar diminati masyarakat.
"Kami ingin pengusaha besar, menengah, maupun kecil menikmati kue pembangunan bersama-sama. Hal ini sudah mulai berjalan dan terlihat dari banyaknya produk UMKM yang masuk ke ritel modern. Produk UMKM yang sudah masuk ke ritel juga menjadi salah satu cara membendung produk asing, tetapi syaratnya adalah produk UMKM harus berkualitas agar mampu bersaing," ujar Mendag Busan.
Lebih lanjut, Mendag Busan menekankan pentingnya pemerataan investasi di bidang logistik dan distribusi, khususnya di wilayah Indonesia Tengah dan Timur. Langkah ini diperlukan untuk mengurangi kesenjangan harga antarwilayah. Pemerintah pun telah menggagas Program Gerai Maritim serta mendorong perdagangan antarpulau sebagai bagian dari penguatan rantai pasok domestik.
Ia menambahkan, ritel modern merupakan bagian penting dari sistem distribusi nasional. Kolaborasi antara ritel modern dan UMKM dapat memperkuat rantai pasok dengan menyerap serta menyalurkan produk lokal ke berbagai wilayah di Indonesia.
"Ritel modern yang tumbuh dan bersinergi dengan UMKM menjadi salah satu jembatan agar produk-produk dalam negeri dan UMKM terdistribusi secara nasional. Hal yang penting adalah ketika ritel modern berkembang, UMKM juga harus diperhatikan," kata Mendag Busan.
Kinerja ekonomi Indonesia pada triwulan III-2025 juga menunjukkan tren positif. Pertumbuhan ekonomi tercatat mencapai 5,04 persen (YoY), sementara neraca perdagangan mempertahankan surplus selama 65 bulan berturut-turut. Pada triwulan III-2025, surplus perdagangan mencapai USD 14,01 miliar, menandakan ekspor dan daya saing produk Indonesia tetap solid.
Penulis: Nanda Prayoga
** Tulisan ini berasal dari tautan berikut ini. (jawapos.com)